pacitan-pembersihan-masjid-


COBROAN.COM- Sejak banjir bandang dan tanah longsor mengamuk di Pacitan, Jatim, akhir November 2017. Masyarakat yang terkena musibah belum bisa beraktivitas dengan leluasa. Menurut keterangan relawan dari Komunitas Relawan Independen (KRI) dari lokasi bencana. Lumpur setebal 40 cm cukup mengganggu pergerakan masyarakat dan relawan. 
Pada Selasa (5/12) atau sepekan pasca bencana, proses rehabilitasi fasilitas umum dan rumah-rumah penduduk terus dilakukan oleh relawan dan warga setempat.
Koordinator KRI Pusat Lanang Raga Oentoeng, lumpur tebal cukup mengganggu pergerakan relawan, dan distribusi logistik. Bahkan, bau amis cukup menyengat juga membantu masyarakat. 
"Banyak rumah tembok yang bangunannya tidak kuat hancur/ambruk karena kuatnya arus banjir. Banyak perahu nelayan yang hilang terbawa arus


pembersihan-pacitan-masjid-

 Ketebalan lumpur sampai 40cm ke atas. Tapi listrik hari ke-3 sudah hidup. Karena banyak bangkai hewan/ikan, ada bau amis dan busuk. Dan kekhawatiran sebagian warga akan banjir susulan karena musim hujan baru di mulai,jelas Oentoeng. 

Dikirim bantuan 

Dikatakan, para korban bencana dan relawan amat membutuhkan berbagai bantuan seperti obat-obatan, logistik, sarung tangan dan sepatu boat.
"Bantuan urgent, sarung tangan, sepatu bot, obat-obatan. Perlu juga relawan trauma healing. Alat berat doser dan truck di perlukan untuk mempercepat pemulihan kondisi lingkungan yang morak marik," kata Oentoeng. 
Mulai hari ini KRI terus mengirimkan relawan berikut bantuan. "ada 12 relawan dikirim ke jantung bencana berikut logostik," katanya. Bahkan 12 relawan bantuan dari Trenggalek juga merapat ke lokasi. 
"Kami fokus pada pembersihan fasilitas umum seperti masjid."

pembersihan-masjid-pacitan-
Pembersihan tempat ibadah

pembersihan-pacitan-masjid


Kondisi Terkini yang Dialami Korban Bencana Banjir Pacitan, Mendesak Bantuan Logistik dan Obat-obatan

pacitan-pembersihan-masjid-


COBROAN.COM- Sejak banjir bandang dan tanah longsor mengamuk di Pacitan, Jatim, akhir November 2017. Masyarakat yang terkena musibah belum bisa beraktivitas dengan leluasa. Menurut keterangan relawan dari Komunitas Relawan Independen (KRI) dari lokasi bencana. Lumpur setebal 40 cm cukup mengganggu pergerakan masyarakat dan relawan. 
Pada Selasa (5/12) atau sepekan pasca bencana, proses rehabilitasi fasilitas umum dan rumah-rumah penduduk terus dilakukan oleh relawan dan warga setempat.
Koordinator KRI Pusat Lanang Raga Oentoeng, lumpur tebal cukup mengganggu pergerakan relawan, dan distribusi logistik. Bahkan, bau amis cukup menyengat juga membantu masyarakat. 
"Banyak rumah tembok yang bangunannya tidak kuat hancur/ambruk karena kuatnya arus banjir. Banyak perahu nelayan yang hilang terbawa arus


pembersihan-pacitan-masjid-

 Ketebalan lumpur sampai 40cm ke atas. Tapi listrik hari ke-3 sudah hidup. Karena banyak bangkai hewan/ikan, ada bau amis dan busuk. Dan kekhawatiran sebagian warga akan banjir susulan karena musim hujan baru di mulai,jelas Oentoeng. 

Dikirim bantuan 

Dikatakan, para korban bencana dan relawan amat membutuhkan berbagai bantuan seperti obat-obatan, logistik, sarung tangan dan sepatu boat.
"Bantuan urgent, sarung tangan, sepatu bot, obat-obatan. Perlu juga relawan trauma healing. Alat berat doser dan truck di perlukan untuk mempercepat pemulihan kondisi lingkungan yang morak marik," kata Oentoeng. 
Mulai hari ini KRI terus mengirimkan relawan berikut bantuan. "ada 12 relawan dikirim ke jantung bencana berikut logostik," katanya. Bahkan 12 relawan bantuan dari Trenggalek juga merapat ke lokasi. 
"Kami fokus pada pembersihan fasilitas umum seperti masjid."

pembersihan-masjid-pacitan-
Pembersihan tempat ibadah

pembersihan-pacitan-masjid


Tidak ada komentar