Tampilkan postingan dengan label KESEHATAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KESEHATAN. Tampilkan semua postingan
yudi-hermanto-obesitas


COBROTAN.COM- Banyak pihak yang menginginkan berat badan ideal. Atau malah ada yang mengingkan badannya berisi, tidak kerempeng. Nah, bila anda ingin meniru gaya Yudi Hermanto, maka jawabanya pasti adalah badan berisi atau gemuk bukan lagi impian semata.
Kebiasaan Yudi Hermanto selalu menghabiskan sisa makanan pelanggan katering tempatnya bekerja membuat berat badannya naik tiga kali lipat. Kini berat badan Yudi mencapai 310 kg. Tips yang cepat dan murahkan ?
Sejak setahun terakhir, dia selalu memakan sisa katering hajatan pasangan pengantin yang menjadi pelanggan tempatnya bekerja. Kini ukuran tubuh warga Desa Sirnabaya, Kecamatan Telukjambe Timur, Karawang, Jawa Barat, itu menjadi superjumbo.


Setahun lalu berat badannya hanya 110 kilogram. Kini, berat badannya naik tiga kali lipat menjadi 310 kilogram. 
Awalnya, Yudi tidak bisa memeriksakan penyakitnya tersebut karena faktor ekonomi. Namun, dia kini mendapat bantuan biaya pengobatan selama di RSUD Karawang dari Pemkab Karawang.
"Saya baru tahu kalau badan saya sedemikian berat. Sebab, timbangan di rumah sudah tidak cukup untuk menimbang saya lagi," katanya.
"Saya memang punya bakat gemuk, tapi tidak seperti ini. Berat saya waktu itu cuma 110 kilogram. Itu sudah paling tinggi. Tapi, sekarang malah terus bertambah dengan cepat. Saya tidak tahu kenapa," ucapnya.
Yudi sekarang malah mulai bingung dengan pertumbuhan badannya yang semakin pesat. liputan6.com

Ingin Gemuk ? Tirulah Cara Pria asal Karawang ini

Penyuntikan imunisasi TD (Tetanus Toxoid) dan DT (Difteri Tetanus)

COBROTAN.COM - Terdapat 116 kasus difteri telah terjadi di Jawa Barat hingga 3 Desember 2017 ini, dengan jumlah kasus kematian sebanyak 13 kasus. Dari jumlah tersebut, sebenarnya sudah lebih dari sebagai kejadian luar biasa (KLB) karena menurut pedoman epidemilogi Kementrian Kesehatan RI tahun 2017, satu kasus difteri positif sudah dinyatakan sebagai KLB.

Tipe bakteri yang menyebabkan difteri adalah Corynebacterium diphteria. Kondisi difteri akan menyebar melalui kontak langsung obyek yang mengandung bakteri, seperti berbagi cangkir minuman, atau penggunaan tisue/sapu tangan yang sama. Anda juga dapat terkena difteri jika terdapat pasien difteri di sekitar Anda yang bersin, batuk, atau keluar ingus dari hidung. Meskipun orang yang terinfeksi difteri belum tentu menunjukkan tanda dan gejala, orang tersebut tetap mampu menularkan difteri sampai dengan 6 minggu setelah infeksi awal.

Bakteri seringkali menginfeksi hidung dan tenggorokan. Sekali terinfeksi, bakteri akan melepaskan zat berbahaya yang disebut toksin. Toksin akan meluas ke seluruh tubuh melalui aliran darah dan seringkali menyebabkan lapisan abu-abu tebal di mukosa hidung, tenggorokan, lidah, dan saluran napas.

Simak Juga: 40 Tahun Nihil Laka, Buah Loyalitas Mbah Datuk Bawa Bus PO Harapan Jaya

Pada beberapa kasus, toksin ini juga dapat menuju ke organ lain dan merusak organ tubuh lain seperti jantung, otak, dan ginjal. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa seperti miokarditis (radang selaput jantung), paralisis (kelemahan otot), dan gagal ginjal.

difteri

Kepala Seksi Surveilan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Jawa Barat dr Yus Ruseno mengatakan, penyebaran kasus difteri di Jabar saat ini sudah menerpa 18 kota dan kabupaten. Purwakarta merupakan wilayah dengan kasus difteri tertinggi di Jabar yaitu dengan 21 kasus selama 2017 ini dengan satu kasus kematian. Selain itu, di antaranya Kabupaten Karawang pun terdapat 13 kasus difteri,  Kota Depok dan Kota Bekasi masing-maisng 12 kasus, Garut 11 kasus, dan Kota Bandung 7 kasus.

"Sebenarnya kalau dari sisi jumlah kasus dibanding tahun lalu, tahun ini hingga 3 Desember ini jelas alami penurunan karena tahun lalu ada 121 kasus, sedangkan sekarang 116 kasus dan diharapkan tidak ada lagi tambahan," kata Yus ketika dihubungi, Senin 4 Desember 2017.

Dalam jumlah kasus tersebut kebanyakan kasus klinis (probable) atau belum positif difteri. Namun tetap saja penangananya sama dengan yang sudah positif karena gejalanya muncul. Sementara yang sudah konfirmasi atau positif sudah disertai dengan pemeriksaan laboratoirum yang menyatakan positif difteri.

Terapi difteri

Difteri merupakan kondisi yang serius, maka dokter akan memberikan terapi dengan cepat dan agresif. Langkah pertama terapi adalah injeksi antitoksin. Injeksi antitoksin ini akan melawan toksin yang dihasilkan bakteri di dalam tubuh. Pastikan beritahu dokter jika Anda memiliki alergi terhadap obat tertentu.  Jika memang ada suatu alergi, maka dokter akan berhati-hati dalam pemberian antitoksin, dimulai dari dosis yang sedikit lalu meningkat sedikit demi sedikit. Dokter juga dapat meresepkan antibiotik seperti penisilin dan eritromisin, untuk membantu memberantas infeksi dalam tubuh.

Simak Juga: BPJS Hapus Tanggungan Penyakit tertentu, Ini Tanggapan Wakil Rakyat Asal Solo

Selama pengobatan, dokter juga dapat menyarankan untuk pasien opnam di rumah sakit di ruang isolasi sehingga pasien tidak akan berpotensi menularkan infeksi ke orang lain.

Hati-hati, Kawasan Jawa Barat Dilanda Wabah Difteri

hiv-ibu-tangga-rumah


COBROTAN.COM- data yang dikumpulkan dari tahun 1987 hingga 2014 oleh Pusat Data Informasi HIV AIDS dari Kementerian Kesehatan RI menyebutkan, ibu rumah tangga justru lebih rentan terinfeksi HIV daripada pekerja seks komersial (PSK).
Dikutip dari Kompas.com, Selasa (10/11/2017), Mareno selaku Koordinator D-KAP Riau, organisasi pemerhati HIV/AIDS Riau berkata bahwa PSK justru lebih bersiap untuk mencegah HIV dengan memakai kondom.
“Adapun ibu rumah tangga lebih banyak ditularkan oleh suaminya yang berperilaku menyimpang di luar rumah,” imbuhnya.
Kok bisa begitu, berikut faktanya ! Sebuah riset di Riau menyebutkan sampai Agustus 2015, jumlah PSK yang terkena HIV di Riau hanya tujuh orang, sedangkan ibu rumah tangga mencapai 41 orang. Hal ini ditambah keengganan ibu rumah tangga untuk mencegah penyebaran dan penularan HIV.
Seperti artikel yang ditulis oleh Fauzan Budi Prasetya dan datanya ditelaah oleh dr Tania Savitri mengungkapkan bahwa masih banyak ibu rumah tangga yang menolak menjalani tes HIV.


Alasannya bermacam-macam. Ada yang karena sedang hamil, merasa malu atau tabu, atau menganggap dirinya dan pasangan tidak pernah berhubungan dengan orang lain.
hiv-ibu-rumah-tangga
“Menurut Yusniar Ritonga, seorang konselor HIV/AIDS, hanya ada 10 persen orang yang bersedia ikut dalam tes HIV setelah mereka menikah,” tulis Fauzan.
“Padahal, seperti yang kita tahu, ada banyak cara penularan HIV/AIDS selain lewat hubungan seksual. Bisa dari pisau cukur, bisa dari jarum suntik, atau pun benda lain yang tidak steril dan pernah terkena darah dari pengidap AIDS,” imbuhnya. SUMBER 




Ibu Rumah Tangga Berisiko Terinfeksi HIV daripada PSK, Ini Faktanya

kista-33kg

COBROTAN.COM - Penyakit kista lazim menyerang kaum hawa di dunia. Meski benjolan berisi air yang tinggal di dindung telur ini dikategorikan tumor tak berbahaya. Namun bila volumenya sudah tidak teratasi dan terkendali bisa membahayakan organ vital lain, bahkan bisa mengancam nyawa penderita. 
Begitulah dengan nasib yang dialami seorang gadis asal Meksiko, Amerika Selatan seperti dikutip dari thenewyorkpost. 
Perempuan muda ini didiagnosa mengidap kista yang kondisinya sudah tidak normal lagi. 
Maklum tumor yang diidap beratnya separuh lebih dari berat badannya dengan seberat 33 kilogram. Dengan mengidap tumor seberat itu, jelas kehidupan sehari-hari perempuan yang dirahasiakan identitasnya ini betul-betul menyengsarakan. 


Keluarga si gadis akhirnya meruju ke rumah di di Meksiko. Beuntunglah di rumah sakit itu memiliki seorang dokter ahli bernama Erik Hanson Viana. Dokter berpengalaman ini memutuskan mengoperasi dan mengangkat kista untuk menghindari kerusakan organ vital dalam lainnya. Akhirnya setelah melakukan sejumlah tes dan persetujuan keluarga si gadis, operasi pun dilaksanakan.

Jalannya operasi

Proses operasi sendiri diawali dengan persiapan khusus yang dipimpin oleh dokter Erik Hanson. Dalam briefing awal, dokter Erik Hanson yang memiliki pengalaman dalam operasi kista membutuhkan pembedahan super besar untuk bisa mengangkat kista raksasa ini. Operasi pun dijalankan dengan membius si gadis. Setelah pasien tak sadarkan diri diawali dengan membedah perut si gadis sebesar ukuran kista yang hendak diangkat. Pembedahannya pun harus sangat lebar hal ini butuh kemampuan super dokter bedah., karena kista yang akan dikeluarkan juga besar.
Setelah kista terlihat segera dilakukan pembedahan agar tidak terus membesar dan membahayakan organ lainnya seperti hati.
33kg-kista

Nah, setelah kista terlihat dan bisa dipisahkan maka diangkat dari rumahnya di perut. Proses ini butuh ke hati-hatian karea beratnya kista tersebut. Butuh beberapa tangan guna mengangkat kista dari perut.
Kista seberat 10 kali lipat bayi yang baru saja lahir itu berhasil diangkat. Namun prosesnya belum usai. Perut si gadi sudah pasti harus dijahit kembali. Pembedahan yang besar ini membuat dokter menjahit perut si gadis cukup panjang. Setelah dilakukan observasi dan gadiss siuman, akhirnya dua hari setelah operasi, perempuan ini sudah bisa berjalan dan keluar dari rumah sakit. 




Gadis Asal Meksiko Jalani Operasi Menegangkan Angkat Kista Seberat 10 Kali Berat Bayi

tanggungan-bpjs-kesehatann

COBROTAN.COM- Anggota Komisi IX DPR, Okky Asokawati, turut angkat bicara terkait rencana BPJS Kesehatan yang akan menghapus tanggungan pendanaan terhadap penyakit-penyakit tertentu yang tidak menular. 

Sedikitnya ada delapan jenis penyakit yang pendanaannya tidak ditanggung BPJS Kesehatan, melainkan dibebankan kepada pasien, yaitupenyakit jantung, kanker, gagal ginjal, stroke, thalasemia, sirosis hati, leukimia, dan hemofilia.

"Menurut saya itu suatu wacana yang perlu dipertimbangkan kembali," ujar politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (25/11/2017).

"Karena bukan supaya tidak ditanggung, tetapi bagaimana BPJS Kesehatan sendiri kemudian juga transparan dalam hal keuangannya. Transparan ketika membuat rencana kerja anggaran tahunannya dan transparan di dalam membuat perjanjian-perjanjian, baik dengan pelayanan kesehatan maupun pelayanan obat," katanya.

Baca : Pecahkan Rekor Menembak ASEAN, TNI AD Juara Umum


tanggungan-kesehatann-bpjs

Untuk itu, pihaknya meminta agar BPJS Kesehatan memikirkan dan mempertimbangkan tekait rencana tersebut. Disamping itu, BPJS Kesehatan harus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan sebelum memutukan kebijakan tersebut.

"Saya setuju kalau Bu Menteri Keuangan (Sri Mulyani) mengatakan tidak akan menaikkan iuran BPJS Kesehatan selama BPJS Kesehatan belum memperbaiki sistem administrasi, operasionalisasi, dan lainnya," ucapnya.


Mengacu pada UUD 1945, kata Okky, negara memang hadir di dalam kesejahteraan rakyatnya. Jangan sampai kemudian masyarakat diminta membayar dan menanggung biaya sendiri terhadap penyakit tertentu tersebut.
"Artinya, kalau masyarakat harus membayar sendiri, negara tidak hadir untuk menyejahterakan rakyatnya," ujarnya.

"Selama cara berpikir masyarakat itu masih kuratif, bukan preventif, selama mereka kalau sakit ada yang mengobati, tidak bagaimana cara hidup yang benar dan baik, selama masih kuratif kita pasti akan kebobolan," katanya.

BPJS Hapus Tanggungan Penyakit tertentu, Ini Tanggapan Wakil Rakyat Asal Solo